Universitas Budi Luhur mengembalikan eksistensi sidat di sungai – sungai besar dengan restocking

Universitas Budi Luhur ikut menjaga kelestarian sidat (anguilla Spp) dengan restocking (penebaran) sekitar 2.500 ekor sidat di 5 (lima) titik yang berbeda. Sampai berita ini ditulis sudah dilakukan 3 kali dilakukan penebaran yaitu di Sungai Cisadane, Danau Talanca dan Sungai  Cibinuangeun. Ke 3 (tiga) sungai besar ini menjadi sasaran penebaran karena dianggap sebagai habitat sidat di Jawa Barat. Selain ke 3  sungai tersebut, beberapa sungai di Sukabumi akan mendapat kesempatan yang sama.

Program penebaran sidat ini dilakukan untuk mengembalikan eksistensi sidat di sungai-sungai besar di Jawa Barat yang kini stoknya semakin menipis. Pada penebaran ini, sudah sekitar 1.500 ekor sidat, ukuran 40 – 100 gram (elver) yang dilepas ke alam. “Semoga  semua menjadi lebih baik di alam liar,  berkah buat bumi dan kita”,  Kasih Hanggoro,  selaku Ketua Yayasan Budi Luhur Sakti memberi tanggapan atas program restocking ini.

Sidat (Anguilla spp) masuk dalam golongan ‘katadromous’ yaitu ikan yang melakukan migrasi dari laut tempat memijahnya kemudian bergerak ke sungai untuk menghabiskan waktu hidup di perairan tawar lalu  bergerak kembali ke laut untuk bertelur, penebaran sidat ke alam sangat penting untuk menjaga keberlangsungan ekosistem sidat dimasa mendatang, ungkap Wiwin Windihastuty sebagai penanggung jawab budidaya sidat di Universitas Budi Luhur. Dulu sidat mudah didapat di sungai-sungai atau rawa-rawa yang tersambung dengan sungai yang ber­muara di laut. “Saat ini sulit memperoleh benih sidat karena penangkapan yang tidak terkendali dan juga karena banyak bangunan melintang di sepanjang aliran sungai sehingga menghambat pergerakan sidat dari muara ke hulu dan sebaliknya dari hulu ke muara” tambahnya. Program penebaran sidat akan diteruskan dengan upaya pelestarian sidat lain di lokasi-lokasi habitat utama sidat seperti di Pelabuhan Ratu, disisi hulu agar lebih cepat tumbuh sambil bergerak ke arah hulu sungai hingga nantinya kembali ke lautan untuk memijah, bertelur, dan larvanya kembali ke muara sungai. Dengan harapan populasi sidat di Pulau Jawa kembali meningkat.

Konservasi sidat untuk menjaga keseimbangan alam, dilakukan oleh Universitas Budi Luhur secara partisipatif merupakan salah satu Program CSR Universitas Budi Luhur yang berkomitmen dalam menjalankan proses belajar dan mengajar dengan terus memperhatikan dan menjaga kelestarian alam.  “Jika semua para pelaku  budi­daya sidat perhatian dengan keberadaan ikan sidat yang mulai langka dengan cara mengembalikan sebagian hasil budidayanya seperti yang dilakukan Universitas Budi Luhur.  maka dapat dipastikan keberadaan sidat akan terus lestari” ungkap Wiwin Windihastuty menutup laporannya.